Reformasi Anthony Ginting

Selasa, 16 Oktober 2018 14:07:42

 

Majalahbulutangkis.com- Ketika dalam satu kelas ada salah satu murid yang menonjol dan tampil sebagai juara kelas adalah sesuatu yang lumrah terjadi. Karena di antara sekian banyak murid yang pintar, pasti salah satu diantaranya ada murid yang paling pintar.
Pun demikian di dunia olahraga. Di antara sekian banyak atlet yang mengikuti pemusatan latihan, meski mendapatkan sarana yang sama, dididik pelatih yang sama, serta kesempatan bertanding yang sama, pasti ada salah satu diantaranya yang paling menonjol.
Itulah yang terjadi di Pelatnas PBSI, khususnya di sektor tunggal putra. Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, Ihsan Maulana Mustofa serta Firman Abdul Kholik adalah para pemain yang berangkat dari satu gerbong yang sama. Usianya mereka setara berkisar 22 tahun s/d 23 tahun.
Setelah rata-rata menjalani pendidikan selama empat tahun, setiap pemain sudah punya rapor masing-masing. Ada yang lebih banyak angka biru, tapi ada juga yang lebih banyak angka merah. Ingin seperti apa rupa rapor mereka, semua itu mereka sendiri yang menentukan.
Empat tahun berjalan, fakta memperlihatkan Ginting adalah murid yang paling menonjol. Dibanding ketiga rekan satu angkatannya, Ginting sudah lebih dulu lepas landas di jajaran elit dunia. Tak cuma gelar turnamen kelas atas yang sudah direnggut Ginting, sejumlah pengakuan pun diucapkan para pemain top dunia memuji grafik permainan Ginting yang makin meningkat.
Ginting memang sudah mampu bereformasi dengan mensejajarkan dirinya setara dengan Viktor Axelsen (Denmark), Kento Momota (Jepang), Lin Dan, Chen Long (Tiongkok) atau Chou Tien Chen (Taiwan). Tidak hanya segi teknik bermain, mental bertanding juga Ginting sudah semakin terasah menghadapi lawan-lawan tangguh yang empat tahun belakangan mengangkanginya.
Dengan performa apik yang sudah diperlihatkan, perhatian untuk Ginting tentu tak bisa lagi disamakan dengan rekan-rekan seangkatannya. Ibarat murid yang sudah naik kelas, biasanya ia akan mencari guru yang levelnya lebih tinggi lagi. Karena makin banyak ia menimba ilmu dari banyak guru, ilmu yang dimilikinya pasti makin banyak dan beragam. Ujung dari semua petualangan itu pada akhirnya adalah menjadi juara.
 
  •