Filosofi Perang Sun Tzu
Senin, 06 Januari 2020 10:48:58
Majalahbulutangkis.com- Sun Tzu adalah seorang Jendral dari Kerajaan Tiongkok yang hidup di era 545 SM hingga 470 SM. Ia dikenal sebagai ahli strategi militer dan juga seorang filsuf yang belakangan terkenal dengan tulisannya The Art of War (Seni Berperang).
Salah satu filosofi Sun Tzu dalam berperang yang terkenal adalah "Kenali kekuatan lawan dan kenali kekuatan sendiri". Dalam konteks permainan bulutangkis, disadari atau tidak, filosofi itulah yang diterapkan oleh ganda putra senior Indonesia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan saat menjuarai ajang BWF World Tour Finals 2019 di Guangzhao, 11-15 Desember 2019 lalu.
Strategi itu terlihat mulai dijalankan saat Hendra/Ahsan menjalani laga penyisihan terakhir di Grup B melawan Lee Yang/Wang Chi Lin (Taiwan). Laga ini akan menentukan siapakah yang menjadi juara dan runner-up grup. Di atas kertas Lee/Wang cukup mudah untuk dilibas oleh Hendra/Ahsan. Tapi, Hendra/Ahsan punya strategi lain dengan memilih 'mengalah' demi menjadi runner-up grup.
Dengan berada di posisi runner-up maka Hendra/Ahsan tidak akan mungkin bertemu rekannya Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon di semifinal. Kekalahan dari Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe di penyisihan menutup peluang Minions menjadi juara grup A. Dengan posisi Kevin/Marcus sebagai runner-up, maka Hendra/Ahsan terhindar dari pertemuan melawan rekannya itu di semifinal.
Memang Hendra/Ahsan menghindari Minions di semifinal? Tentu, mereka menyadari sulit menang melawan Minions. Dari 12 kali pertemuan, tercatat dalam 10 kali pertemuan terakhir beruntun selalu dimenangkan Minions. Jadi, lebih aman melawan Endo/Watanabe atau Lee/Wang yang masing-masing menjadi juara grup. Rekor tarung Hendra/Ahsan melawan Endo/Watanabe unggul 5-1, begitu pula melawan Lee/Wang unggul 3-1. Namun, Endo/Watanabe punya rekor 4-2 melawan Minions.
Karpet merah menuju tangga juara pun seolah telah dibentangkan untuk Hendra/Ahsan. Strategi yang disusun Hendra/Ahsan berjalan sesuai harapan mereka. Endo/Watanabe kembali menang melawan Minions. Sebaliknya Hendra/Ahsan mampu revans melawan Lee/Wang. Dan, klimaksnya di final Hendra/Ahsan pun kembali sukses menjinakkan Endo/Watanabe.
Sukses di Guangzhao pun menjadi gelar penting ketiga Hendra/Ahsan di musim 2019 setelah All England dan Kejuaraan Dunia dimana mereka terhindar dari pertemuan melawan Minions.(*)
Komentar
-
supriyono Rabu, 11 April 2018 18:55:56
-
Ben Jufri Senin, 04 Desember 2017 14:29:07