Pemain Hebat & Pemain Beruntung
Sabtu, 08 September 2018 05:59:19
Majalahbulutangkis.com- Ketika Jonatan Christie mampu mencuri medali emas tunggal putra ajang Asian Games XVIII 2018, seakan menjungkirbalikkan semua prediksi. Bursa taruhan pun seolah berantakan dibuatnya.
Jonatan memang tak pernah diperhitungkan sebelumnya bakal bersinar di Asian Games 2018. Pamornya jelas kalah bersinar dibanding para pemain top lainnya seperti Kento Momota (Jepang), Shi Yuqi dan Chen Long (Tiongkok), Son Wan Ho (Korsel), atau Srikanth Kidambi (India).
Lantas, pertanyaan pun muncul, demikian hebatkah Jonatan atau sekadar beruntung sehingga secara tiba-tiba mampu meraih medali emas bergengsi di Asian Games 2018? Pertanyaan berikut pun menyusul, apakah bedanya pemain hebat dengan pemain beruntung?
Nama-nama seperti Lin Dan, Chen Long, Lee Chong Wei, serta Taufik Hidayat adalah contoh kecil pemain-pemain tunggal putra hebat yang pernah mewarnai kerasnya persaingan bulutangkis dunia. Untuk meraih gelar juara mereka mampu mengalahkan pesaing-pesaing yang juga tak kalah hebatnya.
Seorang pemain hebat pun mampu menjadi juara berkali-kali di berbagai event yang mereka ikuti. Itu pula yang diperlihatkan tunggal putri asal China Taipei, Tai Tzu Ying atau ganda putra andalan Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon.
Lain halnya dengan pemain beruntung. Suksesnya naik ke podium juara acapkali terbantu oleh hal-hal non teknis yang di luar perkiraan sebelumnya, antara lain faktor undian yang empuk, terhindar dari pemain-pemain unggulan, atau banyak pemain top yang absen di sebuah event penting.
Sialnya keberuntungan itu tidak bisa diperoleh seorang pemain di setiap event yang diikutinya. Dengan kata lain, keberuntungan itu tidak akan datang setiap saat alias hanya datang sekali-sekali. Bertolak belakang dengan pemain hebat yang bisa berkali-kali menjadi juara di berbagai turnamen.
Jonatan adalah contoh sosok pemain yang dinaungi keberuntungan di Asian Games 2018. PBSI pun sejak awal sudah tak yakin dengan kemampuan para pemain tunggal putra yang mereka miliki. Saking pesimisnya PBSI seolah tanpa beban tidak mendaftarkan pemain cadangan di sektor tunggal putra untuk kategori beregu.
Jonatan tentu tak boleh hanya mengharapkan keberuntungan di setiap event yang diikutinya, karena keberuntungan tak akan setiap saat mengikuti langkahnya. Gelar pertama sekaligus terbesar dalam karir Jonatan di Asian Games 2018 harus dijadikan titik tolak untuk menyingkap kebuntuan prestasi yang selama beberapa tahun menghantui perjalanan karirnya, terutama di turnamen-turnamen perorangan BWF.
Komentar
-
supriyono Rabu, 11 April 2018 18:55:56
-
Ben Jufri Senin, 04 Desember 2017 14:29:07