Selamat Jalan Pak Ciputra

Minggu, 15 Desember 2019 19:24:53

 

INDONESIA kehilangan sosok Ciputra, raja properti nasional yang juga dikenal sebagai pecinta bulutangkis. Ciputra adalah tokoh di balik berdirinya klub PB Jaya Raya pada 1976 silam. Keputusan Ciputra untuk membentuk PB Jaya Raya karena berkaca kepada keberhasilan Rudy Hartono menjuarai All England 1975.

Dalam bukunya, Passion of My Life (2018) konglomerat yang akrab disapa Pak Ci ini mengungkapkan bulutangkis sebagai cabang yang akan selalu membuat bangsa Indonesia bangga karena prestasinya di kancah dunia. Keberhasilan merebut Piala Thomas untuk pertama kali pada 1958 telah membuatnya kagum.

Ciputra meminta Rudy Hartono untuk memimpin PB Jaya Raya bersama Retno Kustiyah sebagai sekretaris sekaligus bendahara dan Atik Jauhari serta Ridwan sebagai pelatih pertama. Sempat merasakan berpindah-pindah lokasi latihan di Jakarta, kini PB Jaya Raya telah menempati sebuah kawasan megah di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan.

Sejumlah nama besar pernah dilahirkan dari PB Jaya Raya seperti Susy Susanti, perebut medali emas pertama Indonesia di Olimpiade Barcelona 1992. Ada juga Mia Audina, Tony Gunawan, Candra Wijaya, Bambang Suprianto, Deyana Lomban, Markis Kido, hingga pebulutangkis yang saat ini masih aktif di jajaran elite dunia, Hendra Setiawan.

Di bawah Ciputra, atlet-atlet binaan PB Jaya Raya pernah menyumbang tak kurang dari 8 emas Kejuaraan Dunia, 3 emas Olimpiade, 19 gelar All England, 1 Piala Sudirman, 3 Piala Uber, 10 emas Asian Games, 30 emas SEA Games, 3 kali gelar juara tim di Superliga Badminton, 5 kali kampiun Kejurnas, dan 2 kali Pembangunan Jaya Cup.

Seperti diceritakan dalam autobiografi pertamanya, Quantum Leap (2008) Ciputra, bahkan, menjadi saksi mata dari suksesnya Hendra/Markis merebut emas Olimpiade Beijing 2008.

Ciputra mengenang kejadian hari itu sebagai salah satu momen ajaib yang membuat semangatnya terus berkobar membesarkan bulutangkis hingga berusia kepala delapan. Ia menggenggam sebuah asa, agar apa yang ia lakukan dapat menjadi sebuah warisan yang berharga untuk bangsa yang ia cintai, Indonesia yang agung.
Selamat jalan Pak Ci!