Majalahbulutangkis.com- Bagi seorang atlet, merasakan ketegangan jelang menghadapi momen-momen penting dalam kariernya itu sudah biasa. Itu juga yang terjadi pada Greysia Polii.

Perempuan berusia 34 tahun ini sudah resmi menggantung raket alias pensiun dari bulutangkis, dunia yang telah digelutinya selama 30 tahun dengan 19 tahun di antaranya bersama PBSI. 

Sebagai bentuk terima kasih kepada sang mantan atlet, PP PBSI pun sukses menggelar sebuah acara bertajuk 'Testimonial Day Greysia Polii' pada Minggu (12/6). Ini bertepatan dengan final Indonesia Masters 2022 di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. 

Menariknya, Greysia mengaku dirinya merasakan ketegangan lebih dahsyat jelang momen perpisahan resminya itu ketimbang menghadapi final Olimpiade Tokyo 2020. Pada final yang digelar pada 2 Agustus 2021 itu, Greysia yang berduet dengan Apriyani Rahayu sukses meraih medali emas setelah mengalahkan ganda Tiongkok, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan. 

Greysia bahkan mengungkapkan ia tak bisa tidur pada malam sebelum hari testimoninya. Padahal, jelang final Olimpiade Tokyo 2020, ia malah bisa tidur pulas, bahkan selama 10 jam. 

"Tak bisa tidur. Jadi pukul 03.00 WIB atau pukul 04.00 WIB gitu, saya tak bisa saja pokoknya. Bangun pukul 06.00 WIB pagi. Dua atau tiga jam tidur," ungkap pemain yang akrab disapa Kak Ge itu dikutip dari laman resmi PBSI.

"Enggak tahu ya. Mixed Feeling. Kalau di Olimpiade bingung juga bisa tidur lebih nyenyak, walaupun menghadapi final. Tapi, kalau ini tuh, rasanya campur aduk daripada final Olimpiade saya rasa. 

"Lalu persiapan juga, lebih kepada momen tahu di mana pada akhirnya saya bisa mengumumkan saya pensiun. Jadi itu yang membuat saya mixed feeling. Banyak pikiran jadinya. Aduh bagaimana ya, begitu sih."

Selama 30 tahun kariernya sebagai pebulutangkis, Greysia telah merasakan manis dan getirnya berprofesi sebagai atlet. Banyak gelar telah diraihnya, tapi pencapaian tertingginya adalah meraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020. 

(Indra)

Sumber foto: PP PBSI