Janji Suci Marcus & Agnes
Kamis, 10 Mei 2018 10:24:41
Majalahbulutangkis.com- Keputusan untuk segera menikah bagi sebagian orang, boleh jadi, sesuatu yang tidak mudah untuk dilakukan. Tak sedikit orang yang menganggap keputusan itu harus dipikirkan masak-masak karena ini merupakan keputusan yang diambil sekali dalam seumur hidup.
Buat seorang Marcus Fernaldi Gideon pun keputusan menikah tak sekonyong-konyong mendadak terlintas dalam benaknya. Keputusannya menjadikan sang pujaan hati Agnes Amelia Mulyadi sebagai pendamping hidupnya juga melalui proses yang cukup panjang.
Diawali dari sebuah perkenalan pada tahun 2015 lalu. Marcus mengenal Agnes lewat seorang rekannya. Agnes tak punya latar belakang pebulutangkis. Ia juga bukan gadis-gadis penggemar pebulutangkis top yang kerap memburu bintang pujaannya bertanding. Hari-hari Agnes justru disibukkan dengan pekerjaannya sebagai dokter umum di Rumah Sakit Sentra Medika, Cisalak, Depok.
"Waktu kenalan dengan Agnes tiga tahun lalu saya belum sukses seperti sekarang. Bahkan, saat itu karir bulutangkis saya boleh dibilang lagi terpuruk," kenang Marcus.
Ungkapan Marcus ini sekaligus menampik anggapan jika Agnes terpikat olehnya setelah mengetahui sukses yang diraih oleh Marcus dalam kurun setahun belakangan ini. Putra sulung mantan pebulutangkis nasional Kurniahu ini memang sempat merasakan karirnya di simpang jalan. Karirnya bersama pemain senior Markis Kido tak kunjung membaik. Ketika Kido hengkang dari Pelatnas, nasib Marcus pun ikut terombang-ambing. Saat itu Marcus pun galau meski ia masih tetap optimis karirnya belum berakhir.
Sampai pada satu momen Kevin Sanjaya Sukamuljo juga sedang menjomblo karena pasangannya mengalami cedera. Pelatih ganda putra Pelatnas PBSI, Herry IP pun memberikan kesempatan Marcus berduet dengan Kevin. Perjalanan pasangan ini pun tak langsung mulus, sebaliknya kekalahan demi kekalahan terus menerpa Marcus/Kevin. Pasangan ini pun mulai menemukan momentum saat meraih gelar pertamanya di ajang Chinnese Taipei Open Grand Prix 2015.
Memasuki musim 2016 karir Marcus pun terbilang mulus, semulus perjalanan cintanya dengan Agnes. Durasi pertemuan kedua sejoli ini memang terbilang minim mengingat kesibukan masing-masing. Tapi, menurut Marcus, justru itu yang mengasyikkan karena kalau keseringan ketemu malah membosankan. Agnes yang awalnya tak suka bulutangkis pun makin getol membaca informasi soal sepak terjang Marcus di perbulutangkisan dunia. Majalah Bulutangkis Indonesia kerap menjadi referensi Agnes dalam menambah wawasannya tentang buulutangkis.
Ketika memutuskan untuk menikah tahun ini, Marcus merasakan tidak ada yang perlu ditunda-tunda lagi. Semula mereka merencanakan menikah di bulan Mei 2018 namun karena waktunya berdekatan dengan penyelenggaraan Piala Thomas di Bangkok, Thailand, 20-27 Mei, jadwalnya pun dimajukan April. Dipilihnya tanggal 14 April pun bukan karena pesanan khusus tapi karena ketersediaan gedung memang adanya tanggal tersebut.
"Agnes kan lebih tua setahun dari saya. Saat ini dia berusia 28 tahun, sedang saya 27 tahun. Buat wanita usia segitu adalah waktu yang matang untuk menikah. Jadi, untuk apa lagi harus ditunda-tunda ketika segalanya sudah siap," tukas Marcus.
Soal perbedaan usia Agnes yang lebih tua darinya, Marcus mengaku tak merasa risih atau mempersoalkannya, apalagi hanya selisih setahun. Bagi Marcus yang terpenting adalah saling pengertian dan menghargai satu sama lain. Dalam urusan momongan Marcus dan Agnes sepakat berharap baru bisa mendapatkannya setelah melewati tahun pertama.
"Kita ingin puas-puasin dulu jalan-jalan di tahun pertama. Agnes ingin bisa menemani saat saya bertanding di luar negeri. Kalau sudah punya anak tentu akan lebih sulit untuk pergi ke mana-mana," kilah Marcus lagi.
Marcus sendiri berharap mampu berkarir selama mungkin. Ia mengaku sangat terobsesi oleh penampilan pemain kawakan Denmark, Mathias Boe yang masih mampu bersaing di usia 39 tahun. Gelar-gelar juara di Indonesia Open, Asian Games 2018 serta Olimpiade Tokyo 2020 adalah target terdekat yang ingin diraih Marcus bersama Kevin.
Marcus menyadari sebagai seorang atlet hanya dengan prestasi sajalah pundi-pundi tabungannya akan terus terisi. Di sisi lain, Marcus tak menampik jika pendapatannya jauh lebih kecil ketimbang rekannya Kevin. Hal itu karena perhatian yang diberikan oleh masing-masing klub sangat berbanding terbalik. Kevin yang berasal dari PB.Djarum selalu mendapatkan siraman bonus dari klub untuk setiap prestasi besar yang diraih. Sebaliknya Marcus yang dibina oleh PB.Tangkas kerap kali cuma bisa mengelus dada.
"Mau bagaimana lagi kalau memang klub tidak bisa memberikan bonus. Kalau dibilang kecewa ya pasti kecewa. Jujur saja saya sih sudah ingin keluar dari PB.Tangkas tapi selalu ditahan dengan alasan balas budi. Apa boleh buat, untuk sementara saya harus tahan dengan keadaan ini," keluh Marcus.
Marcus berkilas balik, saat masih di luar Pelatnas pun ia harus mengeluarkan dana dari kocek sendiri untuk mengikuti turnamen di luar negeri. Situasi ini makin dipersulit karena sang ayah Kurniahu juga menjadi pelatih di PB.Tangkas. Karenanya Marcus saat ini tengah menabung agar bisa membangun gedung bulutangkis pribadi yang kelak akan menjadi tempatnya menyambung hidup.
"Moga-moga bisa segera terwujud. Sementara saya masih main biar saja papa nanti yang urus. Kalau di PB.Tangkas papa kan cuma karyawan, lain halnya kalau kita sudah punya gedung sendiri," tukas Marcus.
Sederet mimpi memang masih bergelayut di benak Marcus. Tak cuma harapan mahligai rumah tangganya akan langgeng hingga hari tua, obsesinya untuk terus menuai prestasi juga masih terpatri kuat dalam jiwa Marcus. (Daryadi)
Komentar
-
Samsul bahar Minggu, 26 Agustus 2018 07:12:47
-
Samsul bahar Minggu, 26 Agustus 2018 07:12:47