Anthony Sinisuka Ginting, Penerus Dinasti Taufik Hidayat

Senin, 05 Febuari 2018 19:48:51

 

Klub bulutangkis Sangkuriang Graha Sarana (SGS) Bandung pernah menjadi salah satu klub yang disegani di tanah air.  Satu dasawarsa lalu perkumpulan bulutangkis ini pernah melahirkan nama besar Taufik Hidayat yang begitu melegenda hingga saat ini.

Namun, seiring meredupnya prestasi Taufik Hidayat , kiprah PB.SGS pun seperti kehilangan ruh. Pemain-pemain hebat yang sebelumnya silih berganti bermunculan semakin sulit didapat. Sampai akhirnya muncul nama Anthony Sinisuka Ginting.

Pemain yang akrab disapa Ginting ini seperti meneruskan dinasti kejayaan Taufik yang memang merupakan pemain idolanya sejak kecil.

“Waktu kecil memang saya nonton pertandingan Aa Taufik. Dari situ saya banyak mencontoh beberapa pukulan andalan dia,” aku Ginting.

Satu senjata andalan Taufik yang kental terwarisi oleh Ginting adalah jumping smes yang keras.  Inilah yang kerap menjadi senjata pamungkas Ginting dalam setiap laga. Tak hanya itu, Ginting  menyukai permainan net tipis yang juga piawai dilakukan Taufik di era jayanya.

Ginting pun tak hanya meneruskan dinasti kejayaan Taufik, namun ia pun menjadi segelintir pemain asal PB.SGS yang mampu bersaing memperebutkan tempat utama di Pelatnas PBSI di Cipayung.  Di sektor tunggal tercatat hanya Ginting yang berasal dari SGS Bandung.  Sedangkan di ganda putra SGS menyisakan satu pemain Fajar Alfian yang biasa berpasangan dengan Muhammad Rian Ardianto.

Ginting mulai menapak ke Pelatnas Cipayung sejak 2013. Namun, sebelum itu Ginting lebih dulu memperlihatkan serangkaian prestasi yang gemilang.  Di ajang Kejurnas 2012 ia berhasil mencapai semifinal.  Sedangkan di ajang Sirnas Djarum 2012 Ginting naik podium di seri Surabaya dan Bandung.

Pemain kelahiran Cimahi, Bandung, 20 Oktober 1996 masuk nyaris bersamaan dengan Jonatan Christie dan Ihsan Maulana Mustofa. Ketiga pemain muda inilah yang berikutnya digadang-gadang bakal menjadi pilar Indonesia di sektor tunggal putra di masa depan.

Dalam perjalanan berikutnya setelah selama empat tahun ditempa di Pelatnas Cipayung, Ginting ternyata yang lebih dulu memperlihatkan sinarnya. Gelagat Ginting bakal melejit terlebih dulu dibanding dua rekannya sejatinya sudah terlihat sejak tampil membela tim Indonesia di  Kejuaraan Bulutangkis Beregu Asia  2016 di Hyderabad, India.

Di turnamen yang juga menjadi kualifikasi putaran final Piala Thomas 2016 di Kunshan, Tiongkok  itu, Ginting tak terkalahkan. Keenam partai yang dilakoninya diakhiri dengan kemenangan.

Bahkan, dari total 13 game yang dijalaninya, pebulutangkis bertinggi 170 cm itu hanya kehilangan satu game. Itu terjadi ketika ia bermain rubber game melawan tunggal ketiga Taiwan, Hsu Jen Hao , di partai ketiga Grup C, yang juga dihuni oleh Maladewa dan Thailand.  Para lawannya dari Maladewa, Thailand, Hong Kong, India, dan Jepang, dihabisi dengan straight game oleh Ginting.

Sayang, di putaran final Piala Thomas di Kunshan, Tiongkok, meski sudah berhasil mengantar tim Indonesia mencapai final namun Tuhan belum berkehendak Piala Thomas pulang ke tanah air. Di laga final tim Indonesia kalah tipis 2-3 dari tim Denmark.

Kegagalan itu tak pelak membuat Ginting penasaran. Ia terus menempa diri di berbagai turnamen perorangan. Jerih payahnya mulai terlihat ketika ia podium juara di ajang Korea Open Superseries 2017.  Yang menarik, di laga final ia mengalahkan seterunya di Pelatnas, Jonatan Christie.

Itulah gelar Superseries pertama yang berhasil diboyong Ginting. Tak puas sampai di situ, memasuki musim 2018 Ginting langsung membuat sensasi dengan memenangkan gelar ajang Daihatsu Indonesia Masters 2018 di Istora Senayan, Jakarta.

Dalam perjalanannya menuju juara Ginting pun melewati rintangan yang tak ringan. Salah satunya menyisihkan bintang Tiongkok, Chen Long. Bahkan, kemenangan melawan peraih emas Olimpiade Rio 2016 ia bukukan sebanyak dua kali dalam kurun dua pekan setelah sebelumnya ia catat di ajang Malaysia Masters.

Gelar  pertamanya di Istora Senaya itu pun seakan menjadi titik tolak bagi Ginting untuk lepas landas ke percaturan elit bulutangkis dunia. Namun dengan rendah hati Ginting merasa gelar ini belum apa-apa, terlebih bila dibandingkan dengan pemain idolanya Taufik Hidayat yang pernah menjadi juara Indonesia Open di tempat yang sama sebanyak enam kali. Belum lagi prestasi-prestasi internasional lainnya termasuk medali emas Olimpide Athena 2004.
“Saya ingin proses ini saya jalani dulu. Target saya ingin terus perbaiki peringkat supaya bisa menembus peringkat 5 besar atau 10 besar dunia, sehingga bisa tampil di Superseries Finals,”  ucap Ginting.
Yang pasti, kemenangannya di Daihatsu Indonesia Masters ini makin mempertebal keyakinannya bahwa tunggal putra Indonesia yang beberapa tahun lalu pernah ditakuti kini mulai bangkit lagi.
Kini, Ginting telah menjelma menjadi kekuatan baru Indonesia di sektor tunggal putra yang masih lapar akan gelar demi gelar juara. (Daryadi)


10 FAKTA TENTANG ANTHONY SINISUKA GINTING

1. Ginting adalah pemain berdarah Batak pertama yang bisa menjadi juara di event bulutangkis internasional sekelas Superseries.
2. Ginting menjadi satu-satunya pemain tunggal putra asal klub SGS Bandung yang ada di Pelatnas PBSI Cipayung.
3. Ginting tidak memiliki garis keturunan keluarga pemain bulutangkis.
4. Ginting satu-satunya yang menempuh karir sebagai pebulutangkis dari lima bersaudara dalam keluarganya.
5. Ginting meraih prestasi pertamanya di ajang Milo School Competition tahun 2008.
6. Ginting mulai masuk Pelatnas PBSI pada tahun 2013.
7. Ginting menjadikan Taufik Hidayat sebagai sosok idola sejak ia masih kecil.
8. Ginting meraih medali perunggu di BWF World Junior Championship 2014
9. Ginting meraih medali perunggu di Youth Olympic Games 2014
10.Demi fokus mengejar prestasi tinggi Ginting memilih belum memiliki tambatan hati.

BIODATA

Nama lengkap: Anthony Sinisuka Ginting
Nama panggilan: Anthony atau Ginting
Rangking dunia: 16 BWF
Tempat lahir: Cimahi, Jawa Barat
Tanggal lahir: 20 Oktober 1996
Tinggi: 170 cm
Berat: 64 kg
Nama ayah: Edison Ginting
Nama ibu: Sriati
Nama saudara kandung: Fransiskus Erwin Setiadi, Natalia Elis Susanti, Lorentius Satya Ananta, Anastasia Niken
Klub: Sangkuriang Graha Sarana (SGS) PLN Bandung
Agama: Kristen
Akun Instagram : @sinisukanthony
Masuk Pelatnas PBSI: 2013
Pelatih: Hendri Saputra
Pegangan raket : Kanan
Sponsor: Yonex
Pemain favorit: Taufik Hidayat
Makanan favorit: Semua makanan Indonesia


PRESTASI ANTHONY SINISUKA GINTING

PERORANGAN
TEMPAT/TAHUN*TURNAMEN*KATEGORI*HASIL
Nanjing, Tiongkok/2014*Summer Youth Olympics*Tunggal putra*Medali perunggu
Alor Setar, Malaysia/2014*BWF World Junior Championships*Tunggal putra*Medali perunggu
Taipei, Taiwan/2014*Asian Junior Badminton Championships*Perempatfinalis
Jakarta, Indonesia/2015*Indonesia Open (BWF Superseries)*Perempatfinalis
Kowloon, Hong Kong/2015*Hong Kong Open (BWF Superseries)*Semifinalis
Taipei, Taiwan/2015*Chinese Taipei Open (BWF Grand Prix Gold)*Perempatfinalis
Ho Chi Minh City, Vietnam/2015*Vietnam Open (BWF Grand Prix)*Semifinalis
Taipei, Taiwan/2015*Chinese Taipei Masters (BWF Grand Prix)*Perempatfinalis
Malang, Indonesia/2015*Indonesia Masters (BWF Grand Prix Gold)*Semifinalis
Melbourne,Australia/2016*Australia Open (BWF Superseries)*Semifinalis
Kuala Lumpur, Malaysia/2017*Malaysia Masters (BWF Grand Prix Gold)*Semifinalis
Bangkok, Thailand/2017*Thailand Masters (BWF Grand Prix Gold)*Semifinalis
Lausane, Swiss/2017*Swiss Open (BWF Grand Prix Gold)*Semifinalis
Singapura, Singapura/2017*Singapore Open (BWF Superseries)*Semifinalis
Seoul, Korsel/2017*Korea Open (BWF Superseries)*Juara
Jakarta, Indonesia/2018*Indonesia Masters*BWF Superseries*Juara

BEREGU
TEMPAT/TAHUN*TURNAMEN*KATEGORI*HASIL
Alor Setar, Malaysia/2014*BWF World Junior Championships*Medali perak
Taipei, Taiwan/2014*Asian Junior Badminton Championships*Perempatfinalis
Kallang, Singapura/2015*SEA Games*Medali emas
Hyderabad, India/2016*Badminton Asian Team Championships*Medali emas

 

« Back to News