Christian Adinata Ternyata Cedera Ini Saat Juara di Italia
Minggu, 26 Juni 2022 14:12:41
Majalahbulutangkis.com- Bagi seorang atlet cabang olaraga apa pun, bukan cuma kehebatan skill atau kemampuan bermain yang dituntut darinya saat bertanding di lapangan, tapi juga pengorbanannya.
Jika dinilai dari sudut pandang ini, Christian Adinata sudah sangat memenuhi syarat untuk disebut sebagai seorang atlet sejati. Christian adalah pebulutangkis berusia 21 tahun yang sejak 2021 masuk dalam skuad Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta Timur.
Pemain berpostur 183 cm ini gagal menjadi juara di sejumlah turnamen yang diikutinya. Namun, kesabarannya itu berbuah manis pada musim 2022. Untuk pertama kalinya, Christian meraih gelar senior dalam karier bulutangkisnya.
Momen itu terjadi di Italia International dengan kategori International Challenge yang dihelat di Kota Milan, Italia, 2-5 Juni lalu. Di final, Christian mengalahkan tunggal putra Denmark, Magnus Johannesen, 21-16, 21-15 dengan durasi 43 menit. Saat partai puncak itu digelar, Christian menempati ranking 156 dunia. Sedangkan, sang lawan menghuni peringkat 129 dunia.
Gelar di Italian International 2022 menjadi yang pertama bagi Christian di level senior. Hebatnya, semifinalis Orleans Masters 2022 ini sesungguhnya bermain di final dengan menahan rasa sakit akibat cedera di lututnya.
Cedera ini, bahkan, dialami Christian sejak menjalani babak II kualifikasi ketika melawan pemain India, Pranav Rao Gandham. Kisah ini diceritakan Christian lewat akun pribadinya di Twitter, Sabtu (25/6).
"Saya mengalami cedera di lutut pada saat bermain di Kejuaraan Italia pada babak kedua kualifikasi. Hari itu saya harus bermain 3 kali dalam sehari, paginya saya menang dan ketika di babak kedua hal yang saya tak inginkan harus terjadi," cuit sang pemain.
"Saat poin 15-10 untuk keunggulan saya di set kedua tak disangkat saya harus terpeleset dan membuat lutut saya overstretch. Sempat berhenti sejenak di pertengahan game karena rasa sakit yang saya rasakan, dan akhirnya tim medis memutuskan untuk spray di area lutut saya dan akhirnya saya bisa melanjutkan permainan walaupun dengan menahan rasa sakit.
"Akhirnya saya memenangkan game kedua dengan 21-10. Saya tak menyangka pukulan-pukulan yang saya lakukan bisa dapat enam poin secara berturut-turut. Dan, hebatnya bisa mengenai garis semua sehingga lawan tak bisa mengembalikan pukulan saya. Dan, saya menyadari ini adalah campur tangan Tuhan."
Setelah lolos ke babak III atau final kualifikasi, Christian sempat bimbang untuk lanjut atau mundur karena cederanya membuatnya sangat kesakitan. Namun, berkat dorongan sang pelatih dan, sekali lagi, campur tangan Tuhan, Christian memutuskan untuk lanjut.
Christian pun berhasil mengatasi perlawanan pemain Malaysia, Ong Ken Yon, dengan rubber game. Christian mengakui stamina sang lawan sudah sangat terkuras karena juga bermain rubber game ketika melawan pemain Indonesia lainnya, Muhammad Febriansyah, di babak sebelumnya.
Setelah ada di babak utama, lagi-lagi Christian sempat berpikir untuk mundur karena sakit tak tertahankan. Hal ini terus terjadi setiap ia mampu melaju ke babak berikutnya hingga menang di final.
"Kalau Tuhan sudah membuka jalan, tak akan ada yang bisa menutupnya. Momen ini sangat berarti untuk saya, di saat keadaan cedera, Tuhan memberikan saya kekuatan sehingga saya mampu menjadi seorang juara. Dan, yang paling berkesan saya harus berangkat dari kualifikasi dan juga ini adalah titel senior pertama saya. Puji Tuhan," sebutnya.
Yang disayangkan, Christian belum tahu kapan bisa pulih total. Ini memaksanya menjalani masa pemulihan dan harus absen dari sejumlah turnamen.
"Akhir-akhir ini terasa berat bagi saya karena saya harus bisa cepat pulih. Di satu sisi saya harus sabar menunggu untuk bisa sembuh. Saya yakin jika ini memang jalan saya, maka saya akan sampai pada tujuan saya," ungkapnya.
"Untuk sekarang, saya masih dalam tahap pemulihan dan berharap bisa secepatnya sembuh dan kembali ke lapangan," pungkasnya.
(Indra)
Sumber foto: PP PBSI