Shesar Hiren Rhustavito Bangkit dari Keterpurukan

Senin, 04 Maret 2019 07:56:27

 

Majalahbulutangkis.com- PB Djarum Kudus untuk pertama kalinya berhasil memenangkan ajang Djarum Superliga Badminton 2019 yang digelar di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Bandung.

Keberhasilan ini tidak terlepas dari salah satu punggawanya bernama Shesar Hiren Rhustavito, disamping rekan-rekannya yang lain. Pemain yang akrab dipanggil Vito ini selalu diturunkan dalam lima pertandingan PB Djarum dan ia tidak terkalahkan.

Di babak penyisihan grup, ketika PB Djarum berlaga dengan tim Jatim United, Vito mengalahkan Muhammad Bayu Pangisthu, 21-11, 21-13 dalam waktu 29 menit. Kemudian di pertandingan kedua, Vito menaklukan Koji Naito dari tim Hitachi (Jepang), 21-9 dan 21-9 dalam waktu 32 menit.

Di pertandingan terakhir grup sekaligus menentukan juara grup, PB Djarum bertanding dengan lawan klasiknya Jaya Raya. Vito sebagai tunggal kedua, bertemu lawan tangguh Nguyen Tien Minh yang merupakan pemain rekrutan Jaya Raya asal Vietnam. Melalui pertarungan panjang selama 56 menit, Vito menang dengan rubber game, 21-10, 19-21 dan 21-10.

Memasuki babak semifinal, Vito menjadi penentu kemenangan PB Djarum, 3-0 atas klub Berkat Abadi Banjarmasin. Saat kedudukan sudah 2-0, Vito memastikan kemenangan dengan mengalahkan Wisnu Yuli Prasetyo, 21-9 dan 15-16. Pertandingan game kedua tidak dilanjutkan karena Wisnu mengalami cedera.

“Saya dan Wisnu pernah satu klub. Dari waktu latihan bersama, saya yakin fisik saya lebih kuat dari Wisnu,” ungkap Vito usai pertandingan.

Vito yang kini berada di peringkat 49 BWF, berhasil membuat kejutan di babak final. Ia berhasil mengalahkan pemain peringkat 9 BWF Jonatan Christine yang membela tim Musica Trinity. Vito menyudahi pertandingan dengan skor 19-21, 25-23 dan 21-14 dalam waktu 1 jam 12 menit.

“Ketika Superliga dua tahun lalu, saya kalah dari Ginting di partai penentu. Rasanya sakit. Makanya saya berusaha maksimal di lapangan agar kejadian itu tidak terjadi kembali,” ujar Vito.

Kejutan yang dibuat Vito sejatinya sudah terlihat sejak dua bulan sebelumnya pada Kejurnas Beregu Campuran Antar Klub. Vito diturunkan dua kali dan selalu memenangkan pertandingan. Saat klubnya PB Djarum bertemu SGS PLN Bandung, Vito berhasil mengalahkan pebulutangkis Indonesia dengan peringkat terbaik, Anthony Sinisuka Ginting. Saat itu Vito menang dengan skor 16-21, 21-19, 21-18.

Nama Vito seperti muncul ke permukaan secara tiba-tiba. Namun sebenarnya tidak demikian. Ia sempat menjadi pemain muda yang penuh harapan. Pemain kelahiran Sukoharjo, Jateng, 3 Maret 1994 ini terpilih sebagai sebagai atlet Pelatnas tahun 2012.

Di tahun yang sama, ia berhasil meraih medali emas PON 2012 di Palembang untuk  Jawa Tengah di saat usianya masih muda yakni 18 tahun. Hebatnya lagi, ia mengalahkan dua tunggal terbaik Indonesia saat itu yakni Tommy Sugiarto dan Dionysius Hayom Rumbaka di babak semifinal dan final.

Namun tak berapa lama kemudian nama Vito seperti menghilang dari perbulutangkisan karena mengalami cedera dan permasalahan pribadi yang dialaminya. Vito pun seperti terpuruk dan tidak akan bangkit lagi. Prestasi Vito pun dilampaui oleh pemain-pemain yang lebih muda darinya seperti Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie dan Ihsan Maulana Mustofa.

Pemain yang bergabung dengan PB Djarum sejak usia 13 tahun ini mencoba kembali meniti karirnya dari awal lagi pada tahun 2015 dengan tampil di ajang Djarum Sirnas. Tapi, itu pun tak mudah dilalui Vito akibat konsentrasinya masih belum bisa penuh untuk bulutangkis.

Dengan dukungan penuh PB Djarum, Vito mulai menapaki prestasinya kembali setahun berikutnya. Vito berhasil menjadi juara Indonesia International Challenge 2016 dan mempertahankannya pada tahun 2017. Vito juga meraih juara di Indonesia International Series 2017 dan mempertahankan gelarnya di tahun 2018.  Di tahun 2018 pula Vito berhasil meraih gelar di Vietnam Open.

Vito akhirnya berhasil mendapatkan tempatnya lagi di Pelatnas Cipayung seiring penampilan cemerlangnya saat tampil di Kejurnas PBSI 2018. Awal 2019 Vito kembali ditarik ke Pelatnas. Ia menjadi pemain tertua di skuat tunggal putra Pelatnas saat ini. Namun ia bertekad mengejar ketinggalan prestasi dari pemain-pemain Pelatnas lainnya.

“Mengenai persaingan di tunggal putra Pelatnas, jam terbang Jonatan, Ginting dan Ihsan lebih banyak. Saya harus cepat-cepat mengejar prestasi mereka. Tidak boleh bersantai lagi. Target saya, ingin juara di turnamen level Super 300 dulu. Kalau sudah bisa, mau-nya lebih dari itu. Tapi satu-satu saja dulu,” ujarnya.

Hal senada disampaikan oleh manajer PB Djarum, Fung Permadi.

“Vito bukan pemain muda lagi. Tetapi Vito adalah harapan kami yang belum bisa membuat prestasi yang spektakuler. Kalau dari segi prestasi, kami anggap Vito masih muda. Jadi Vito harus mengejarnya,” kata Fung.

Vito sendiri bertekad akan tampil maksimal setiap dikirimkan ke turnamen. Di musim 2019 ini Vito baru mendapatkan kesempatan tampil di ajang Daihatsu Indonesia Masters di Jakarta. Bertarung dari babak kualifikasi, Vito berhasil mengalahkan Maxime Moreels (Belgia) serta Iskandar Zulkarnain (Malaysia). Menapak ke babak utama Vito berhasil menyisihkan pemain senior Sony Dwi Kuncoro. Langkah Vito akhirnya dihentikan Anders Antonsen (Denmark) yang berikutnya keluar sebagai juara di ajang ini.
(Hendri Anhar)

Vito & Data Diri
Nama : Shesar Hiren Rhustavito
Panggilan: Vito
Tempat Lahir : Sukoharjo, Jawa Tengah
Tanggal Lahir : 3 Maret 1994
Tinggi : 170 cm
Berat : 65 kg
Pegangan raket : Kanan
Klub : PB.Djarum
Peringkat : 49 BWF

Vito & Prestasi
1. Juara USM Indonesia International Series 2018
2. Juara Vietnam Open 2018
3. Semifinalis Babel Indonesia Masters 2018
4. Semifinalis Indonesia International Challenge 2018
5. 1/4 Finalis Korea Masters 2018

 

« Back to News