Makna BWF Hall of Fame dan Istora Senayan Bagi Seorang Butet
Minggu, 19 Juni 2022 00:52:38
Majalahbulutangkis.com- Liliyana Natsir sudah menggantung raket sejak 27 Januari 2019. Itu mengakhiri 17 tahun karier mantan pemain spesialis ganda campuran ini di dunia bulutangkis.
Momen pengumuman resmi pensiun perempuan yang akrab disapa Butet ini adalah seusai ia dan Tontowi Ahmad kalah dari Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong di final Indonesia Masters 2019 di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Turnamen dan venue yang sama dengan yang dipilih Greysia Polii ketika mengumumkan dirinya pensiun dari bulutangkis pada 12 Juni lalu.
Kini tiga tahun berselang, Istora Senayan kembali memberikan momen tak terlupakan lagi bagi Liliyana. Pada Sabtu (18/6), perempuan kelahiran Manado, Sulawesi Utara, 9 September 1985, itu dianugerahi perhargaan Hall of Fame oleh Federasi Bulutangkis Dunia (BWF).
Ini dilakukan jelang semifinal turnamen bergengsi dalam kalendar BWF World Tour 2022, yakni Indonesia Open Super 1000. Tak ayal, momen sejarah itu disaksikan langsung ribuan penonton yang telah hadir di Istora Senayan, stadion bulutangkis paling ikonik dan legendaris di Tanah Air.
Butet menerima langsung anugerah BWF Hall of Fame dari Bambang Roedyanto, BWF Deputy Chair - Marketing Committee. Butet mengaku tak mengira dirinya mendapatkan kehormatan sebesar itu dari BWF. Namun, ini jelas membuat pasangan Tontowi itu bangga karena segala kerja keras dan pengorbanannya selama berkarier di bulutangkis diapresiasi tak cuma di Tanah Air, tapi juga dunia.
"Rasanya senang, tak menyangka meraih gelar ini. Saya kira, saya mendapat bersama Tontowi. Ternyata hanya saya sendiri," kata Butet dikutip dari rilis Tim Humas dan Media PP PBSI.
"Saya rasa Tontowi nantinya akan menyusul, mengingat saat ini hanya saya dan Zhao Yun Lei (bersama Zhang Nan menjadi seteru berat Tontowi/Liliyana di ganda campuran dunia) yang mendapat anugerah dari BWF tahun ini.
"Bagi saya dengan penghargaan ini bermakna besar, mengingat prestasi saya dihormati di dunia. Saya menunjukkan pantas diperhitungkan dan diharapkan penghargaan ini memberikan motivasi untuk generasi muda untuk terus beprestasi mengharumkan Indonesia."
Momen kembali ke Istora Senayan juga menjadi sangat spesial sekaligus emosional buat Butet. Di stadion yang mulai dibangun pada 8 Februari 1960 ini, mantan pemain yang juga pernah bermain di ganda putri ini meraih empat gelar juara Indonesia Open (2005, 2008, 2017, 2018).
Namun, Istora Senayan juga memberikan kisah pilu bagi perempuan yang pernah dua kali menjadi nomor 1 dunia ganda campuran bersama Tontowi dan Nova Widianto tersebut.
Momen itu terjadi pada semifinal Kejuaraan Dunia 2015. Ketika itu bersama Tontowi, setelah menang 22-20 pada game pertama versus Zhang/Zhao, Butet mendapatkan match point dua kali di game kedua. Apesnya, Tontowi/Butet malah kalah 21-23. Di game ketiga, situasinya jauh berbeda. Tontowi/Butet kalah 12-21. Mimpi Butet mengangkat trofi Kejuaraan Dunia di Istora Senayan untuk pertama kalinya kandas.
"Menerima BWF Hall of Fame di Istora, ini sangat spesial bagi saya. Ketika saya pensiun, dan sekarang, Istora membuat saya merasa nyaman. Saya telah merindukan Istora dan bertemu teman-teman. Biasanya saya ke sini untuk bertanding, tapi hari ini berbeda," ucap Butet dikutip dari laman resmi BWF.
"Setelah Kejuaraan Dunia, saya sangat terpukul, saya tak bisa melupakan itu selama tiga bulan. Saya sangat berduka. Saya ingin menjadi juara dunia di sini (Istora). Kami hanya perlu meraih satu poin, tapi kami kalah dalam partai itu. Itu hanya berarti kami harus bersiap lebih baik. Ketika saya mendapatkan medali emas Olimpiade (Rio 2016), saya bisa melupakan kekecewaan itu."
Butet merangkai banyak gelar juara bergengsi di sepanjang kariernya. Di antaranya hattrick di All England Open, medali emas Olimpiade Rio 2016, dan empat gelar Kejuaraan Dunia.
Putri dari pasangan Beno Natsir dan Olly Maramis ini menjadi atlet putri kedua Indonesia yang mendapat penghargaan BWF Hall of Fame. Yang pertama adalah mantan tunggal putri, Susy Susanti yang menerimanya pada 2004. Menariknya, Butet juga menjadi pemain putri kedua Indonesia setelah Susy (Olimpiade Barcelona 1992) yang meraih medali emas Olimpiade. Tradisi ini kemudian dilanjutkan oleh Greysia dan Apriyani Rahayu di Olimpiade Tokyo 2020.
Terakhir kali orang Indonesia yang menerima BWF Hall of terjadi pada 2009. Ada empat orang sekaligus yang mendapatkannya yakni Tjun Tjun, Johan Wahjudi, Rexy Mainaky, dan Ricky Subagja.
Butet menjadi orang kesepuluh Indonesia yang menerima anugerah BWF Hall of Fame. Secara berurutan kesepuluh mantan pemain itu adalah Rudy Hartono (1997), Dick Sudirman (1997), Christian Hadinata (2001), Liem Swie King (2002), Susy Susanti (2004), Tjun Tjun (2009), Johan Wahjudi (2009), Rexy Mainaky (2009), Ricky Subagja (2009), dan Liliyana Natsir (2022).
BWF Hall of Fame telah diadakan oleh BWF sejak 1996. Empat penerima pertama pada tahun penyelenggaraannya adalah Colonel S.S.C. Dolby, Sir George Alan Thomas, Betty Uber, dan Herbert Scheele. Keempatnya adalah pemain-pemain berkebangsaan Inggris.
Biodata Liliyana Natsir
Nama Lengkap: Liliyana Natsir
Lahir: Manado, Sulawesi Utara, Indonesia, 9 September 1985
Tinggi: 1,68 meter
Berat: 59 kg
Tahun Aktif: 2001-2019
Pegangan Raket: Kanan
Pelatih: Richard Mainaky
Catatan Karier
Menang: 535
Kalah: 148
Gelar Juara: 39 (23 gelar Super Series, 5 gelar BWF Grand Prix, 10 gelar Grand Prix Gold, 1 gelar BWF World Tour)
Medali Emas: 14 (1 Olimpiade, 4 Kejuaraan Dunia, 1 Piala Dunia, 2 Kejuaraan Asia, 5 SEA Games, 1 Kejuaraan Asia Yunior)
Peringkat Tertinggi:
1 (dengan Nova Widianto, 2 September 2010)
1 (dengan Tontowi Ahmad, 3 Mei 2018)
Liliyana Natsir & Prestasi
Olimpiade
- Medali Emas Olimpiade Rio 2016 (ganda campuran-Tontowi Ahmad)
Kejuaraan Dunia
- Medali Emas Anaheim 2005 (ganda campuran-Nova Widianto)
- Medali Emas Kuala Lumpur 2007 (ganda campuran-Nova Widianto)
- Medali Emas Guangzhou 2013 (ganda campuran-Tontowi Ahmad)
- Medali Emas Glasgow 2017 (ganda campuran-Tontowi Ahmad)
Piala Dunia
- Medali Emas Yiyang 2006 (ganda campuran-Nova Widianto)
Kejuaraan Asia
- Medali Emas Johor Bahru 2006 (ganda campuran-Nova Widianto)
- Medali Emas Wuhan 2015 (ganda campuran-Tontowi Ahmad)
Sea Games
- Medali Emas Manila 2005 (ganda campuran perorangan-Nova Widianto)
- Madali Emas Nakhon Ratchasima 2007 (ganda putri perorangan-Vita Marissa)
- Medali Emas Nakhon Ratchasima 2007 (beregu putri)
- Medali Emas Vientiane 2009 (ganda campuran peorangan-Nova Widianto)
- Medali Emas Jakarta-Palembang 2011 (ganda campuran perorangan-Tontowi Ahmad)
Kejuaraan Asia Yunior
- Medali Emas Kuala Lumpur 2002 (ganda campuran-Markis Kido)
BWF World Tour
- Juara Indonesia Open Super 1000 2018, Jakarta (ganda campuran-Tontowi Ahmad)
BWF Super Series
- Juara China Masters 2007, Chengdu (ganda putri-Vita Marissa)
- Juara China Open 2007, Guangzhou (ganda campuran-Nova Widianto)
- Juara Hong Kong Open 2007, Wang Chai (ganda campuran-Nova Widianto)
- Juara Indonesia Open 2008, Jakarta (ganda putri-Vita Marissa)
- Juara Singapore Open 2008, Singapore (ganda campuran-Nova Widianto)
- Juara Malaysia Open 2009, Putra Indoor (ganda campuran-Nova Widianto)
- Juara French Open 2009, Paris (ganda campuran-Nova Widianto)
- Juara India Open 2011, New Delhi (ganda campuran-Tontowi Ahmad)
- Juara Singapore Open 2011, Singapore (ganda campuran-Tontowi Ahmad)
- Juara All England Open 2012, Birmingham (ganda campuran-Tontowi Ahmad)
- Juara India Open 2012, New Delhi (ganda campuran-Tontowi Ahmad)
- Juara All England Open 2013, Birmingham (ganda campuran-Tontowi Ahmad)
- Juara India Open 2013, New Delhi (ganda campuran-Tontowi Ahmad)
- Juara Singapore Open 2013, Singapore (ganda campuran-Tontowi Ahmad)
- Juara China Open 2014, Shanghai (ganda campuran-Tontowi Ahmad)
- Juara All England Open 2014, Birmingham (ganda campuran-Tontowi Ahmad)
- Juara Singapore Open 2014, Singapore (ganda campuran-Tontowi Ahmad)
- Juara French Open 2014, Paris (ganda campuran-Tontowi Ahmad)
- Juara Malaysia Open 2016, Shah Alam (ganda campuran-Tontowi Ahmad)
- Juara China Open 2016, Fuzhou (ganda campuran-Tontowi Ahmad)
- Juara Hong Kong Open 2016, Kowloon (ganda campuran-Tontowi Ahmad)
- Juara Indonesia Open 2016, Jakarta (ganda campuran-Tontowi Ahmad)
- Juara French Open 2016, Paris (ganda campuran-Tontowi Ahmad)
BWF Grand Prix
- Juara Singapore Open 2004, Singapore (ganda campuran-Nova Widianto)
- Juara Indonesia Open 2005, Jakarta (ganda campuran-Nova Widianto)
- Juara Singapore Open 2006, Singapore (ganda campuran-Nova Widianto)
- Juara Chinese Taipei Open 2006, Taipei City (ganda campuran-Nova Widianto)
- Juara Korea Open 2006, Seoul (ganda campuran-Nova Widianto)
BWF Grand Prix Gold
- Juara Philippines Open 2007, Metro Manila (ganda campuran-Nova Widianto)
- Juara Malaysia Grand Prix Gold 2010, Johor Bahru (ganda campuran-Devin Lahardi Fitriawan)
- Juara Macau Open 2010, Venetian (ganda campuran-Tontowi Ahmad)
- Juara Indonesia Grand Prix Gold 2010, Samarinda (ganda campuran-Tontowi Ahmad)
- Juara Malaysia Grand Prix Gold 2011, Alor Setar (ganda campuran-Tontowi Ahmad)
- Juara Macau Open 2011, Venetian (ganda campuran-Tontowi Ahmad)
- Juara Swiss Open 2012, Basel (ganda campuran-Tontowi Ahmad)
- Juara Indonesia Grand Prix Gold 2012, Palembang (ganda campuran-Tontowi Ahmad)
- Juara Macau Open 2012, Macau Forum (ganda campuran-Tontowi Ahmad)
- Juara Indonesia Masters 2015, Malang (ganda campuran-Tontowi Ahmad)
Invitational Tournament
- Juara Glory to the King 2014, Bangkok (ganda campuran-Tontowi Ahmad)
Penghargaan
- BWF Awards 2016 (Golden Shuttle Award dengan Tontowi Ahmad)
- Golden Award SIWO PWI 2017 (Best of the Best dengan Tontowi Ahmad)
- Indonesian Sport Awards 2018 (Favorite Mixed Pair dengan Tontowi Ahmad; Favorite Women's Team -Tim beregu putri Asian Games 2018)
- iNews Maker Award 2017 (Best Athlete dengan Tontowi Ahmad)
- KONI Award 2013 (Best Athlete dengan Tontowi Ahmad)
- Nickelodeon Indonesia Kids' Choice Awards 2016 (Favorite Athlete dengan Tontowi Ahmad)
- Seputar Indonesia Award 2014 (Arena Star dengan Tontowi Ahmad)
- Sindo People of the Year 2013 (People of the Year -Sports)
- BWF Hall of Fame 2022
(Indra)
Sumber foto: PP PBSI
Komentar
-
Samsul bahar Minggu, 26 Agustus 2018 07:12:47
-
Samsul bahar Minggu, 26 Agustus 2018 07:12:47