China Open 2018: Ricky Karanda Raih Perempat Final Dua Kategori

Jumat, 21 September 2018 06:41:30

 

Majalahbulutangkis.com- Pasangan ganda campuran Ricky Karanda Suwardi/Debby Susanto mulai memperlihatkan kualitasnya di level atas dunia. Fakta itu diperlihatkan dengan sukses mereka melangkah ke perempat final ajang China Open 2018 di Changzhou, Tiongkok.

Sukses ke babak delapan besar direbut Ricky/Debby setelah menundukkan Lu Kai/Chen Lu (Tiongkok), dengan skor 21-18, 21-19 di babak kedua Kamis (20/9).

Ricky/Debby yang bermain agresif, mampu terus menekan Lu/Chen dari awal permainan. Lu/Chen tak dapat mengatasi pola permainan yang diterapkan oleh Ricky/Debby.

"Dari awal kami sudah bisa fokus, jadi kami lebih siap untuk menerapkan pola main kami. Kami merasa lebih siap, kami memang ingin langsung in di lapangan, jadi bisa dapat rasa percaya dirinya," sebut Ricky.

Debby mengomentari pasangan Lu/Chen yang merupakan kombinasi pemain senior dan pemain muda. Lu adalah mantan pasangan Huang Yaqiong, yang kini telah menduduki peringkat satu dunia bersama Zheng Siwei.

"Lu Kai sudah berpengalaman, dia sudah banyak titel di kejuaraan besar. Dari awal memang pasangan ini harus diwaspadai. Pasangan senior-junior Tiongkok sering buat kejutan. Chen sebetulnya sudah lumayan, mungkin dia tegang berpartner dengan pemain senior dan mereka jadi tuan rumah juga," sebut Debby.

Menjajaki perempat final di turnamen level Super 1000, Ricky/Debby akan tetap mencoba untuk tampil tanpa beban. Di babak perempat final, Ricky/Debby akan berhadapan dengan Tan Chung Man/Tse Ying Suet, unggulan keempat dari Hong Kong.

Yang menarik, Ricky juga meraih tiket perempat final di nomor ganda putra berpasangan dengan Angga Pratama. Di babak kedua Ricky/Angga sukses mengalahkan pasangan Goh V Shem/Tan Wee Kiong (Malaysia) 21-14, 17-21, 21-19.

Penampilan Ricky/Angga di China Open sebetulnya hanya menjaga agar PBSI tidak terkena denda. Ricky/Angga wajib tampil karena tahun lalu berada di peringkat 10 besar. Jika tidak tampil maka PBSI wajib membayar denda sebesar 5.000 dolar AS. Hal itulah yang terjadi ketika mereka tidak tampil di All England 2018 lalu.

Di laga perempat final Jumat (21/9) Ricky/Angga akan menantang rekan sendiri Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon yang mengalahkan pasangan Thailand, Tinn Isriyanet/Kittisak Namdash 21-13, 21-13.

Sayangnya langkah Ricky/Debby justru tak diikuti oleh pasangan andalan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Di luar dugaan mereka harus mengakui keunggulan pasangan asal Jepang, Yuta Watanabe/Arisa Higashino (Jepang) dengan skor 12-21, 21-14, 12-21.

Kecepatan dan kekuatan pasangan muda ini diakui Tontowi/Liliyana memang cukup merepotkan mereka, walaupun pada game kedua Tontowi/Liliyana mampu menerapkan strategi dengan baik.

"Kami harus akui, mereka pasangan muda, mereka lebih cepat. Di game kedua kami menerapkan pola yang benar, mainnya harus diakalin, tidak bisa ikut cepat karena kami akan kalah. Seharusnya kami lebih tenang dan meredam, tapi malah ikut ingin main kencang, yang terjadi ya Owi pontang-panting," kata Liliyana.

"Sebetulnya saya feeling mainnya cukup enak, tapi yang menjadi catatan utama buat saya adalah saya masih kurang tahan. Saat reli panjang, akhirnya tidak bisa menyelesaikan. Selain itu, dari segi persiapan juga kurang, kalau persiapannya bagus, mungkin kami masih bisa dapat hasil lebih baik," sebut Tontowi.

Tersingkir di babak kedua merupakan hal yang mengecewakan bagi pasangan rangking tiga dunia ini. Namun mereka berusaha untuk memahami kondisi mereka saat ini. Pasangan peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016 ini rencananya akan menghabiskan sisa pertandingan di tahun ini, Liliyana dipastikan akan gantung raket di awal tahun depan.

Memang sudah harus kami hadapi, kami terima, untuk menembus ke delapan besar saja memang untuk sekarang ini harus kerja keras. Kami tetap nggak mau menyerah kalau lagi tanding, kami sudah usaha rubber game," tutur Liliyana. (MB-01)