BWF Lakukan Riset Terkait Kebijakan Transgender di Bulutangkis

Jumat, 24 Juni 2022 15:28:13

 

Majalahbulutangkis.com- Isu transgender tengah merebak di sejumlah sektor, termasuk di olahraga. Baru-baru ini beberapa federasi olahraga dunia telah mengambil sikap terhadap kebijakan transgender atau perubahan jenis kelamin tersebut. 

Ini dilakukan sebagai sikap atas keputusan International Olympic Committee (IOC) pada November tahun lalu. Komite yang menaungi cabang-cabang olahraga Olimpiade ini menyebut atlet tak boleh dikeluarkan dari kompetisi atas dasar keuntungan tak adil yang dirasakan karena gender atau jenis kelamin sang atlet. 

Yang jadi masalah, IOC tak membuat regulasi tegas untuk menjelaskan kriteria yang dimaksudnya. Inti persoalannya adalah apakah seorang atlet yang telah melalui pubertas sebagai pria bisa ikut serta dalam kompetisi olahraga elit putri atau tidak? 

Tak pelak, beberapa federasi olahraga dunia, macam Federasi Renang Dunia (FINA), mengambil sikap sendiri. FINA telah melarang atlet-atlet transgender ikut kejuaraan renang putri yang mereka selenggarakan. Kontan, ini menuai kecaman. Di antaranya dari atlet sepeda transgender Veronica Ivy yang menyebut keputusan FINA 'tak ilmiah'. Athlete Ally yang notabene grup hak-hak asasi LGBT menegaskan kebijakan FINA sebagai 'diskriminasi' dan 'menyakitkan'. 

Para pembela penyertaan atlet transgender di olahraga berdalih tak ada cukup penelitian yang telah dilakukan terkait dampak perubahan jenis kelamin terhadap performa fisik dan bahwa atlet-atlet elit sering menjadi kasus-kasus berbeda. 

Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) menyebut mereka akan melakukan riset mendalam terkait kebijakan transgender dalam olahraga yang mereka tangani. 

"BWF saat ini mengikuti kerangka kebijakan transgender yang ditetapkan pemerintah Inggris sebagai dasar arah menangani area ini untuk turnamen-turnamen nasional dan internasional," bunyi pernyataan BWF dikutip dari Reuters, Kamis (23/6). 

"Meski begitu, kami mengetahui rekomendasi-rekomendasi terbaru dari IOC dan telah melakukan riset khusus olahraga dan proses penilaian demi membuat keputusan-keputusan berdasarkan bukti yang relevan untuk bulutangkis yang adil bagi semua pihak yang terlibat."

Sebelum FINA beberapa cabang olahraga lain juga membuat keputusan serupa. Liga Rugby melarang pemain-pemain transgender ikut kompetisi internasional putri hingga keputusan lebih lanjut. Ini dipertegas dengan kebijakan Rugby Dunia yang melarang pemain-pemain transgender berkompetisi di pertandingan-pertandingan putri dengan alasan demi keselamatan. 

Di samping BWF, sejumlah federasi olahraga lain juga masih melakukan riset mendalam terkait kasus ini sebelum membuat kebijakan mereka sendiri. Sebut saja FIFA, Atletik Dunia, Hoki, Triathlon, dan Kano masih melakukan itu. 

Namun, Atletik Dunia sepertinya lebih condong untuk sejalan dengan FINA.

"Jika ini sebuah penilaian antara penyertaan (atlet transgender) dan keadilan, kami akan selalu berpihak pada keadilan -- bagi saya itu tak bisa dinegosiasikan," kata Presiden Atletik Dunia Sebastian Coe. 

(Indra)

Sumber foto: Russian Beyond